Dimata konsumen,canon merupakan produsen kamera yang dikenal jempolan. dalam lini digital single-lens reflex (DSLR). Namun belakangan ini, perusahaan asal Negeri Sakura itu justru tengah fokus untuk mengembangkan lini kamera mirrorless.
Keseriusan Canon menggarap seri mirrorless pun kian dibuktikan dengan seri kamera terbaru yang diluncurkan di Tanah Air belum lama ini, EOS M5.
Sekadar informasi, EOS M5 adalah kamera mirrorless teranyar Canon yang diperkenalkan lebih dulu pada ajang Photokina di Jerman, September 2016.
Canon mengklaim, EOS M5 adalah seri mirrorless yang sangat berbeda dari kamera pesaing sekelasnya. Pasalnya, EOS M5 memiliki desain ala DSLR, tetapi ukuran kamera lebih kecil dibanding bodi kamera DSLR pada umumnya.
Bahkan, Canon juga optimistis penerus dari EOS M3 dan EOS M10 ini tetap akan mencaplok pasar mirrorless yang lebih besar.
EOS M5 sendiri sudah dijual resmi di Indonesia dengan kisaran harga mulai Rp 14,2 juta. Ada sejumlah fitur yang diunggulkan Canon pada seri mirrorless-nya tersebut.
Beruntung, Seo Dulu sempat menjajal sejumlah keunggulan kamera mirrorless rasa DSLR ini. Simak lebih lengkap ulasan Canon EOS M5 di bawah ini.
Tak berlebihan jika kamera ini disebut 'mirrorless rasa DSLR'. Saat pertama kali memegang kamera tanpa lensa, bodi EOS M5 terasa begitu ringan. Wajar, mengingat mirrorrless biasanya mengusung bodi yang lebih ringan ketimbang DSLR.
Setelah dipasangkan lensa Canon Zoom EF-M 15-45mm, barulah bodi terasa sedikit lebih berat, meski tidak seberat EOS 80D yang diklaim sebagai versi ‘bongsor’ dari EOS M5.
Walau agak sedikit berat, memegang kamera ini dengan satu tangan pun tak jadi perkara karena tetap dapat fungsional dan praktis untuk dibawa kemana-mana.
Mengintip lebih dekat desain dari bodi EOS M5, kesan DSLR yang khas begitu terpancar dari setiap lekuk dan aksen bodinya.
Terlebih, kamera ini memiliki ‘punuk’ khusus seperti yang ada di kamera DSLR. Aksen khas DSLR tampak kuat jika melihat EOS M5 dari bodi tampak depan, hanya saja bodi bagian depan ini kami nilai lebih minimalis.
Bodi bagian belakang EOS M5 juga dipadati dengan sejumlah tombol navigasi dan sebuah layar LCD touchscreen.
Jika dilihat di bagian atasnya, ada Electronic Viewfinder (EVF) yang ternyata adalah ‘punuk’ dari EOS M5. EVF pada kamera tersebut memiliki resolusi 2,3 titik dengan panel OLED.
Layar LCD touchscreen yang ada di belakang ternyata cukup besar untuk seukuran seri mirrorless.
Namun kembali lagi ke preferensi pengguna, mengingat ada yang suka dengan layar LCD berukuran besar, serta ada pula yang lebih nyaman dengan layar LCD kecil.
Terlepas dari semua itu, layar berukuran 3,2 inci ini sudah mengusung resolusi 1,6 juta titik yang dapat diputar ke atas 85 derajat dan ke bawah 180 derajat.
Sayang, layar tidak bisa diputar penuh sehingga tidak dapat mendukung modus pemotretan selfie atau merekam video blog (vlog).
Keseriusan Canon menggarap seri mirrorless pun kian dibuktikan dengan seri kamera terbaru yang diluncurkan di Tanah Air belum lama ini, EOS M5.
Sekadar informasi, EOS M5 adalah kamera mirrorless teranyar Canon yang diperkenalkan lebih dulu pada ajang Photokina di Jerman, September 2016.
Canon mengklaim, EOS M5 adalah seri mirrorless yang sangat berbeda dari kamera pesaing sekelasnya. Pasalnya, EOS M5 memiliki desain ala DSLR, tetapi ukuran kamera lebih kecil dibanding bodi kamera DSLR pada umumnya.
Bahkan, Canon juga optimistis penerus dari EOS M3 dan EOS M10 ini tetap akan mencaplok pasar mirrorless yang lebih besar.
EOS M5 sendiri sudah dijual resmi di Indonesia dengan kisaran harga mulai Rp 14,2 juta. Ada sejumlah fitur yang diunggulkan Canon pada seri mirrorless-nya tersebut.
Beruntung, Seo Dulu sempat menjajal sejumlah keunggulan kamera mirrorless rasa DSLR ini. Simak lebih lengkap ulasan Canon EOS M5 di bawah ini.
Desain
Meski mirrorless, bodi EOS M5 tampak seperti kamera DSLR Canon pada umumnya. Namun, dengan ukuran bodi yang jauh lebih mungil.Tak berlebihan jika kamera ini disebut 'mirrorless rasa DSLR'. Saat pertama kali memegang kamera tanpa lensa, bodi EOS M5 terasa begitu ringan. Wajar, mengingat mirrorrless biasanya mengusung bodi yang lebih ringan ketimbang DSLR.
Setelah dipasangkan lensa Canon Zoom EF-M 15-45mm, barulah bodi terasa sedikit lebih berat, meski tidak seberat EOS 80D yang diklaim sebagai versi ‘bongsor’ dari EOS M5.
Walau agak sedikit berat, memegang kamera ini dengan satu tangan pun tak jadi perkara karena tetap dapat fungsional dan praktis untuk dibawa kemana-mana.
Mengintip lebih dekat desain dari bodi EOS M5, kesan DSLR yang khas begitu terpancar dari setiap lekuk dan aksen bodinya.
Terlebih, kamera ini memiliki ‘punuk’ khusus seperti yang ada di kamera DSLR. Aksen khas DSLR tampak kuat jika melihat EOS M5 dari bodi tampak depan, hanya saja bodi bagian depan ini kami nilai lebih minimalis.
Bodi bagian belakang EOS M5 juga dipadati dengan sejumlah tombol navigasi dan sebuah layar LCD touchscreen.
Jika dilihat di bagian atasnya, ada Electronic Viewfinder (EVF) yang ternyata adalah ‘punuk’ dari EOS M5. EVF pada kamera tersebut memiliki resolusi 2,3 titik dengan panel OLED.
Layar LCD touchscreen yang ada di belakang ternyata cukup besar untuk seukuran seri mirrorless.
Namun kembali lagi ke preferensi pengguna, mengingat ada yang suka dengan layar LCD berukuran besar, serta ada pula yang lebih nyaman dengan layar LCD kecil.
Terlepas dari semua itu, layar berukuran 3,2 inci ini sudah mengusung resolusi 1,6 juta titik yang dapat diputar ke atas 85 derajat dan ke bawah 180 derajat.
Sayang, layar tidak bisa diputar penuh sehingga tidak dapat mendukung modus pemotretan selfie atau merekam video blog (vlog).
Performa
Dalam penggunaan sehari-hari, performa kamera ini bisa dibilang ada di taraf standar kamera-kamera mirrorless pada umumnya. Dalam aspek pengoperasian, EOS M5 mampu bekerja cepat dan merespons tanpa lag.
Kualitas metering evaluatif kamera bisa diandalkan, meski masih begitu 'bergantung' pada area autofocus, sehingga kerap melakukan over eksposur pada area gelap (foto yang diambil).
Akan tetapi, kamu setidaknya bisa mengakalinya dengan viewfinder dan mencoba melakukan kompensasi eksposur secara manual.
Fitur auto white balance juga bekerja dengan sangat baik pada EOS M5. Karenanya, output foto JPEG dapat menghasilkan warna-warna atraktif yang tersaturasi dengan pas dan tidak berlebihan.
Adapun gaya pengambilan foto standar mampu menghasilkan pengurangan noise yang begitu kentara. Akan tetapi, mode pengambilan tersebut bisa diganti ke mode Fine Detail sehingga dapat menghasilkan foto dengan resolusi lebih baik, tetapi dengan pewarnaan sama.
Dalam ISO yang lebih sensitif dan tinggi seperti ISO 3200 dan ke atas, pemrosesan foto justru memprioritaskan kekentalan warna ketimbang detail. Jadi, pikselasi warna foto dalam taraf ISO ini pasti akan tampak lebih soft.
Untuk informasi, 'jantung' EOS M5 ditopang dengan sensor beresolusi 24,2MP dan prosesor gambar Digic 7.
Rentang ISO berkisar dari 100 hingga 25.600 (dengan output raw 14-bit), sedangkan sistem autofocus sudah memakai Dual Pixel dan 49 titik cross autofocus.
Kecepatan autofocus kamera ini juga andal, semua tentu berkat teknologi Dual Pixel CMOS AF yang sebetulnya sudah lebih dulu ada di kamera-kamera DSLR Canon. Ia bisa menjepret tujuh frame per detik dengan AF, atau sembilan frame per detik dengan focus fixed.
Terkait kecepatan shutter, kamera mampu menjepret dalam hitunggan 30 detik hingga 1/4000 detik, yang mana kinerka ini terbilang sangat cepat.
Seperti biasa, Canon menyematkan curtain shutter elektronik pada EOS M5, yang berhasil meredam getaran sebelum mengambil foto dengan eksposur lebih mendetail.
Sayang, satu fitur kamera Canon yang seharusnya muncul di semua seri yaitu opsi Silent Shutter elektrik, malah raib pada kamera ini.
Untuk foto makro (ISO 200) dalam modus auto, pengambilan dilakukan siang hari di luar ruangan, foto tampak tajam dan jernih. Detail yang ditampilkan pada objek cukup pekat.
Untuk foto makro (ISO 200) dalam modus auto, pengambilan dilakukan siang hari di dalam ruangan, foto tampil sedikit lebih halus dengan efek blur di belakang.
Khusus bagi fotografer pemula yang hendak belajar fotografi dan belum mau menggeluti DSLR, EOS M5 dirasa menjadi pilihan sesuai.
Ditopang dengan electronic viewfinder dan sejumlah kontrol yang mudah, penggunaan kamera ini dirasa tidak terlalu rumit dan sekompleks penggunaan DSLR. Berbekal konstruksi prosesor dan sensor yang memadai, hasil jepretannya pun memenuhi ekspektasi.
Kualitas metering evaluatif kamera bisa diandalkan, meski masih begitu 'bergantung' pada area autofocus, sehingga kerap melakukan over eksposur pada area gelap (foto yang diambil).
Akan tetapi, kamu setidaknya bisa mengakalinya dengan viewfinder dan mencoba melakukan kompensasi eksposur secara manual.
Fitur auto white balance juga bekerja dengan sangat baik pada EOS M5. Karenanya, output foto JPEG dapat menghasilkan warna-warna atraktif yang tersaturasi dengan pas dan tidak berlebihan.
Adapun gaya pengambilan foto standar mampu menghasilkan pengurangan noise yang begitu kentara. Akan tetapi, mode pengambilan tersebut bisa diganti ke mode Fine Detail sehingga dapat menghasilkan foto dengan resolusi lebih baik, tetapi dengan pewarnaan sama.
Dalam ISO yang lebih sensitif dan tinggi seperti ISO 3200 dan ke atas, pemrosesan foto justru memprioritaskan kekentalan warna ketimbang detail. Jadi, pikselasi warna foto dalam taraf ISO ini pasti akan tampak lebih soft.
Untuk informasi, 'jantung' EOS M5 ditopang dengan sensor beresolusi 24,2MP dan prosesor gambar Digic 7.
Rentang ISO berkisar dari 100 hingga 25.600 (dengan output raw 14-bit), sedangkan sistem autofocus sudah memakai Dual Pixel dan 49 titik cross autofocus.
Kecepatan autofocus kamera ini juga andal, semua tentu berkat teknologi Dual Pixel CMOS AF yang sebetulnya sudah lebih dulu ada di kamera-kamera DSLR Canon. Ia bisa menjepret tujuh frame per detik dengan AF, atau sembilan frame per detik dengan focus fixed.
Terkait kecepatan shutter, kamera mampu menjepret dalam hitunggan 30 detik hingga 1/4000 detik, yang mana kinerka ini terbilang sangat cepat.
Seperti biasa, Canon menyematkan curtain shutter elektronik pada EOS M5, yang berhasil meredam getaran sebelum mengambil foto dengan eksposur lebih mendetail.
Sayang, satu fitur kamera Canon yang seharusnya muncul di semua seri yaitu opsi Silent Shutter elektrik, malah raib pada kamera ini.
Kualitas Foto dan Video
Bicara soal kualitas foto, hasil jepretan EOS M5 mengantongi skor baik. Bahkan, kualitas foto kamera ini hampir menyamai EOS 80D. Pengujian kualitas foto dilakukan kebanyakan dalam modus auto pada siang hari.Untuk foto makro (ISO 200) dalam modus auto, pengambilan dilakukan siang hari di luar ruangan, foto tampak tajam dan jernih. Detail yang ditampilkan pada objek cukup pekat.
Untuk foto makro (ISO 200) dalam modus auto, pengambilan dilakukan siang hari di dalam ruangan, foto tampil sedikit lebih halus dengan efek blur di belakang.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, EOS M5 adalah seri mirrorless yang bisa dibilang hampir mengakomodasi kebutuhan pengguna.Khusus bagi fotografer pemula yang hendak belajar fotografi dan belum mau menggeluti DSLR, EOS M5 dirasa menjadi pilihan sesuai.
Ditopang dengan electronic viewfinder dan sejumlah kontrol yang mudah, penggunaan kamera ini dirasa tidak terlalu rumit dan sekompleks penggunaan DSLR. Berbekal konstruksi prosesor dan sensor yang memadai, hasil jepretannya pun memenuhi ekspektasi.